Suara.com - Ekonom dan politikus Rizal Ramli menuduh Presiden Joko Widodo sedang menyiapkan boneka oligarki baru melalui pernyataan kontroversialnya tentang pemimpin berambut putih yang ideal untuk mempimpin Indonesia.
Seperti dilaporkan oleh Warta Ekonomi pada Rabu (30/11), Rizal Ramli menduga pernyataan Presiden Jokowi yang disampaikan pada akhir pekan lalu itu didasari oleh agenda untuk melindungi kepentingan kelompoknya sendiri.
“Mas Jokowi belajar jujur deh. Situ kan lagi menyiapkan boneka oligarki baru, untuk melindungi kepentingan kroni-kroni situ kan? Rakyat kan cuma slogan untuk tameng oligarki,” ujar Rizal Ramli.
Sebelumnya, dalam acara Nusantara Bersatu di Stadion GBK, Jakarta, Sabtu (26/11), Jokowi menyampaikan pesan kepada rakyat Indonesia menjelang pemilihan presiden 2024 dan mengatakan bahwa sosok yang memikirkan rakyat dapat dilihat dari penampilan fisiknya, seperti memiliki rambut putih dan banyak kerutan di wajah.
"Kelihatan banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua. Jadi, pemimpin yang mikirin rakyat itu keliatan dari penampilannya," tuturnya.
Rizal Ramli kemudian membandingkan acara “kumpul-kumpul” dengan relawan itu dengan langkah yang diambil mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Saya ingat saat itu SBY tahun ke-10 [periode ke-dua], ia mengundang taipan-taipaan yang biasanya rajin datang, tapi enggak pada datang itu, melintir semua,” kata dia. “Jadi memang buat Jokowi terlalu cepat untuk itu [mengumpulkan relawan].”
Terakhir, Rizal Ramli turut mengutip sebuah hasil survei yang menunjukkan dukungan masyarakat Indonesia kepada sosok yang mendapatkan endorsement Jokowi.
“Dan hasilnya hanya 15 persen, itu sangat rendah sekali ini. Ini baru sekarang, bayangkan enam bulan lagi jangan-jangan nol persen. Terus satu tahun lagi malah bisa negatif,” kata dia.
Baca Juga: Heru Budi Diduga Muncul di Acara Relawan Jokowi, Mardani PKS: Mestinya Tak Boleh Ikut-ikut
“Jadi siapapun sudah jelas yang di-endorse Jokowi bakal malah makin ambrol atau ya dibilang endorsement Jokowi itu jadi enggak meaningful,” ucapnya.